Segala
puji hanyalah bagi Allah ‘Azza wa Jalla yang telah menjadikan sakit dan musibah
sebagai salah satu sebab datangnya keutamaan dan ganjaran bagi hamba-hambaNya
yang beriman.
Sholawat
dan salam semoga senantiasa Alloh sampaikan kepada Nabi dan Rosul kita
–Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam- yang telah mengajarkan dan
mencontohkan kepada umatnya bagaimana mensikapi musibah dan sakit yang
dideritanya agar ia menjadi ladang amal sholeh dan datangnya keridhoan
Ar-Rohman. Begitu pula untuk para istri dan keluarganya, para sahabatnya
dan seluruh pengikutnya yang selalu setia kepada agama dan sunnahnya sampai
akhir zaman. Semoga Alloh menjadikan kita termasuk orang yang dikehendaki Alloh
‘Azza wa Jalla meraih keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat
kelak, aamiin.
Saudaraku,
sungguh tidak diragukan lagi bahwa seorang muslim –yakni muslim yang tidak
mempersekutukan Alloh (berbuat syirik) dan melakukan salah satu sebab perkara
yang membatalkan keislamannya- adalah hamba Alloh yang paling berbahagia. Ia
memiliki kedudukan dan keutamaan di sisi Robbnya. Seluruh kebaikan yang
dilakukannya dijanjikan Alloh balasan terbaik baginya. Bahkan dalam musibah
yang diderita dan sakit yang dirasakannya, seorang muslim dijanjikan ampunan,
ganjaran dan kemuliaan.
Dari
Abu Sa'ied Al-Khudrie dan Abu Huroiroh –rodhiyallohu ‘anhuma dari Nabi
-shollallohu ‘alaihi wa sallam- beliau bersabda : "Tidaklah seorang
muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan,
kegundah-gulanaan hingga duri yang menusuknya melainkan
Alloh akan menghapuskan dengan sebab-sebab
itu dosa-dosanya." HSR. Bukhori –rohimahulloh- dalam shohihnya no.
5641
Oleh
karena itu, seorang muslim yang sedang diuji Alloh dengan penyakit atau musibah
lainnya tidak boleh berburuk sangka kepada Alloh ‘Azza wa Jalla, apalagi
sampai mencela dan tidak ridho dengan ketetapan-Nya. Bahkan sudah semestinya
seorang muslim selalu berbaik sangka kepada Robbnya dan menjadikan apa yang
menimpanya sebagai kesempatan untuk mendulang pahala dan meraih keutamaan di
sisi Alloh ‘Azza wa Jalla.
Saudaraku,
di antara upaya seorang muslim mendulang pahala di dalam sakitnya adalah dengan
mengamalkan doa dan dzikir yang dicontohkan Rosululloh -shollallohu
‘alaihi wa sallam- sebagaimana tersebut dalam hadits-hadits yang sah. Di
antaranya adalah sebagai berikut :
Pertama, berdoa memohon kesembuhan dengan doa
berikut
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ، واشْفِ
وَأَنْتَ الشَّافِى، لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
Allohumma
robbannaas adz-hibil ba’sa, wasyfi wa anta asy-Syaafi laa syifaa-a illaa
syifaauka syifaa-an laa yughoodiru saqoman
Ya
Alloh Robbnya manusia, hilangkanlah penyakit ini, sembuhkanlah. Hanya Engkaulah
yang Maha Menyembuhkan segala penyakit, Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan
dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.”
Dari
‘Aisyah –rodhiyallohu ‘anha-, ia mengatakan : Rosululloh -shollallohu ‘alaihi
wa sallam- mengucapkan doa berikut sebagai perlindungan : ‘Allohumma
robbannaas adz-hibil ba’sa, wasyfi wa anta asy-Syaafi laa syifaa-a illaa
syifaauka syifaa-an laa yughoodiru saqoman’
Ketika
mengalami sakit keras menjelang wafatnya, aku memegang tangan Rosululloh
-shollallohu ‘alaihi wa sallam- lalu mengusapkan tangannya ke tubuh beliau
supaya cepat sembuh seraya mengucapkan doa tersebut. Namun, Rosululloh
-shollallohu ‘alaihi wa sallam- melepaskan pegangan tanganku dan berkata : ‘Allohummaghfirlii
wa alhiqnii bir rofiiqil a’la ( Ya Alloh
ampunilah aku dan pertemukanlah aku dengan ar-Rofiiqil a’la ).” Itulah
ucapan terakhir yang aku dengar.” HR. Ibnu Abi Syaibah –rohimahulloh- dalam
Mushonnafnya dan dishohihkan Syaikh Al Albani
–rohimahulloh- dalam Ash-Shohihah
no. 2775
Kedua, membaca doa berikut ketika merasakan
sakit.
Saudaraku,
ketika kita merasakan sakit maka lakukanlah hal-hal berikut :
Letakkan
tangan pada bagian tubuh yang terasa sakit, kemudian bacalah ;
بِسْمِ اللَّهِ
Bismillah ( Yang artinya Dengan Nama Alloh )
sebanyak 3 x
Kemudian
ucapkanlah kalimat berikut sebanyak 7 x
أَعُوذُ بِاللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ
وَأُحَاذِرُ
A’uddzu
billahi wa qudrotihi min syarri maa ajidu wa uhaadziru
( yang artinya : Aku
berlindung kepada Alloh dan kepada kekuasaan-Nya dari kejahatan apa yang aku
dapati dan aku khawatirkan.)
Dari
‘Utsman bin Abul ‘Ash ats-Tsaqofi –rodhiyallohu ‘anhu- bahwasanya ia mengadu
kepada Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wa sallam- rasa sakit yang dirasakan
pada tubuhnya sejak ia masuk Islam. Maka Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wa
sallam- bersabda kepadanya, ‘Letakkan tanganmu pada tubuh yang sakit lalu
ucapkan, ‘Bismillah sebanyak 3x dan A’uddzu billahi wa
qudrotihi min syarri maa ajidu wa uhaadziru sebanyak 7x. HSR.
Muslim –rohimahulloh-dalam kitab shohiehnya no. 5867
Ketiga, membaca ucapan tahlil berikut
dengan penuh penghayatan akan makna dan kandungannya.
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ،
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللَّهُ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ
Laa
ilaaha illallohu wallohu akbar, Laa ilaaha illallohu wahdahu, Laa ilaaha
illallohu wahdahu laa syariika lahu, Laa ilaaha illallohu lahul mulku wa lahul
hamdu, Laa ilaaha illallohu wa laa hawla wa laa quwwata illaa billah.
Artinya :
"Tidak ada yang berhak diibadahi dengan sebenarnya
kecuali hanya Alloh, dan Alloh Maha Besar. Tidak ada yang berhak diibadahi
dengan sebenarnya kecuali hanya Alloh semata. Tidak ada yang berhak diibadahi
dengan sebenarnya kecuali hanya Alloh semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya.
Tidak ada yang berhak diibadahi dengan sebenarnya kecuali hanya Alloh,
milik-Nya kerajaaan dan pujian. Tidak ada yang berhak diibadahi dengan
sebenarnya kecuali hanya Alloh dan tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan
pertolongan Alloh."
Rosululloh
-shollallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
مَنْ قَالَهَا فِى مَرَضِهِ ثُمَّ مَاتَ لَمْ تَطْعَمْهُ
النَّار.
"Barangsiapa yang mengucapkannya ketika sakit kemudian ia
meninggal maka ia tidak akan disentuh api neraka." HR.
Tirmidzi –rohimaulloh- dalam sunannya no. 3758 dengan diringkas dan
dinilai Shohih lighoirihi oleh Syaikh Al Albani rohimahulloh dalam Shohiehut
Targhiib wat Tarhiib no. 4381. lihat pula Silsilah Ahaaditsish-Shohiehah no.
1390
Saudaraku,
perbanyaklah membaca kalimat tahlil ini. Semoga ia menjadi ucapan yang terakhir
kita ucapkan ketika kematian tiba, aamiin.
Keempat, banyak memuji Alloh dan bersabar dalam
ujian yang diberikan-Nya.
Dari
Syaddad bin Aus –rodhiyallohu ‘anhu berkata : Sungguh aku pernah mendengar Rosululloh
-shollallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda : “Sesungguhnya Alloh ‘Azza wa Jalla
berfirman :
إِذَا
ابْتَلَيْتُ عَبْدًا مِنْ عِبَادِي مُؤْمِنًا، فَحَمِدَنِي عَلَى مَا
ابْتَلَيْتُهُ، فَإِنَّهُ مِنْ مَضْجَعِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ مِنَ
الْخَطَايَا
“Apabila Aku menimpakan musibah kepada salah seorang hamba-Ku
yang mu’min lalu hamba itu memuji-Ku dan bersabar atas musibah yang Aku berikan
kepadanya, maka ketika ia bangkit dari tempat tidurnya seperti hari seorang
anak yang baru dilahirkan ibunya bersih dari segala dosa.”
HR.
Ahmad -rohimahulloh dengan diringkas. Dihasankan oleh Syaikh Al Albani
–rohimahulloh- dalam Shohiehut Targhieb wat Tarhieb no. 3423, Shohiehul Jaami’
no. 4300 dan Ash-Shohiehah no. 2009
Saudaraku,
demikian dapat disampaikan. Semoga risalah sangat sederhana ini menjadi salah
satu amal sholeh yang diterima Alloh dan bermanfaat bagi kaum muslimin.
Aaamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar